Jumat, 04 Desember 2009

ilmu tanah

2.1 Tanah
2.1.1 Pengertian Tanah
Tanah dalam bahasa latin disebut solum yang berarti lantai atau dasar, sebab tanah merupakan merupakan lantai atau dasar dari semua makhluk hidup. Tanah merupakan hasil alam, yang terbentuk karena proses destruktif dan sintesis. Termasuk proses destruktif adalah pembusukan senyawa organik dan pelapukan batuan. Sedang yang ternasuk proses sintesis adalah pembentuan mineral
Tanah itu adalah tubuh alami (natural body) yang terbentuk dan berkembang sebagai akibat bekerjanya gaya – gaya alam (natura forces) terhadap bahan – bahan alam (natural material) dipermukaan bumi

2.1.2 Jenis-jenis Tanah
Berdasarkan asal mulanya penyusunnya, tanah dapat dibedakan ke dalam dua kelompok besar, yaitu sebagai hasil pelapukan (weathering) secara fisis dan kimia, dan yang berasal dari bahan organic. Jika hasil pelapukan masih berada di tampat asalnya, ia disebut tanah residual, apabila telah berpindah tempat, disebut tanah angkutan (transported soil) tanpa mempersoalkan pelaku angkutan tersebut
jenis tanah utama di Indonesia antara lain:
a. Podsolik Merah Kuning
b. Regosol
c. Latosol
d. Mediteran Merah Kuning
e. Podsol
f. Litosol
g. Planosol
h. Hidromorf Kelabu
i. Glei Humus Rendah
j. Glei Humus
k. Grumosol
l. Andosol
m. Aluvial
n. Organosol
2.1.3 Fungsi Tanah
2.1.3.1 Fungsi Secara Umum
Sebagai sumber kebutuhan hidupnya, manusia mengelola tanah dengan berbagai cara. Tanah dipergunakan untuk pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, pemukiman, perkantoran, lahan perindustrian, kegiatan jasa, lahan penghijauan serta sebagai sumber bahan tambang
dalam mendukung kehidupan tanaman, tanah memiliki empat fungsi utama yaitu :
• Memberi unsur hara dan sebagai media perakaran;
• Menyediakan air dan sebagai tempat penampung (reservoir) air;
• Menyediakan udara untuk respirasi (pernapasan) akar;
• Sebagai media tumbuhnya tanaman.

2.1.3.2 Fungsi di Bidang Perikanan
Tanah merupakan salah satu unsur penting yang menentukan keberhasilan usaha tambak. Bila tambak dibangun di atas tanah yang kedap air, maka tambak tidak mudah bocor berarti ikan atau udang yang dipelihara aman, tidak lolos dan tidak dimangsa oleh binatang pemangsa yang masuk ke dalam tambak melalui bocoran. Kekedapan tabak erat kaitannya dengan keadaan fisik tanah
2.2 Pengambilan Contoh Tanah
Soil Sampling
Sebagai lanjutan dari catatan-catatan yang teliti tentang lapisan-lapisan tanah ini, biasanya kita perlu melakukan penyelidikan-penyelidikan lanjutan mengenai sifat-sifat dari lapisan tersebut, misalnya mengenai kadar airnya (water content) kekuatan (surength), daya rembesan air dan sebagainya. Penyelidikan ini biasanya dilakukan dilaboratorium, dan untuk kepentingan ini kita perlu mendapatkan contoh dari lubang bor atau lubang-lubang percobaan dan membawanya kembali ke laboratorium.
Contoh-contoh ini ada dua macam, contoh tidak asli (disturbed) dan contoh asli (un disturbed)
a. Contoh tidak asli
(Disturbed Samples)
Contoh tidak asli diambil tanpa adanya usaha-usaha yang dilakukan untuk melindungi stuktur asli dari contoh tanah tersebut. Contoh-contoh ini biasanya di bawa ke laboratorium dalam tempat tertutup ( kaleng atau kantong plastic )sehingga kadar airnya tidak akan berubah. Bilamana tidak ada kebutuhan untuk mempertahankan contoh-contoh tersebut pada kadar airnya yang asli, maka contoh-contoh ini dapat diambil terbuka. Cntoh tidak asli Undistrubed samples ), seperti ukuran butiran, batas-batas Atterberg, pemadatan, berat jenis dan sebagainya
b. Contoh asli
( Undisturbed Samples )
Contoh asli adalah suatu contoh yang masih menunjukkan sifat-sifat asli dari tanah yang ada padanya. Contoh-contoh ini tidak mengalami perubahan dalam suktur kadar aiar ( water content ) atau susunan kimia. Contoh yang benar-benar asli tidaklah mungkin diperoleh, akan tetapi dengan teknik pelaksanaan sebagaimana mestinya dan cara pengamatan yang tepat, mak kerusakan-kerusakan terhadap contoh dapat dibatasi sekecil mungkin. Contoh asli dapat diambil memakai tabung-tabung contoh, cara barrels atau dengan mengambilnya secara langsung dengan tangan, sebagai contoh dalam bentuk bongkah-bongkahan

2.3 Penentuan Bobot Isi Tanah
2.3.1 Pengertian Bobot Isi
Bobot isi (bulk density) atau ada pula yang menyebut kerapatan lindak. Berat jenis isi ini adalah bobot masa tanah per satuan volume tertentu. Misalnya isi atau volume tanah 1 cm3 bobotnya 1,1 gram, maka bobot isi tanah tersebut adalah 1,1 gram/cm3 atau 1,1 gr.cm-3
Kerapatan isi adalah berat per satuan volume tanah kering oven, biasanya ditetapkan sebagai gr/cm3. Contoh tanah yang digunakan untuk menggunakan berat jenis palsu harus diambil secara hati – hati dari dalam tanah. Pengambilan contoh tanah tidak boleh merusak struktur asli tanah. Terganggunya struktur tanah dapat memprngaruhi jumlah pori-pori tanah, demikian pula berat per satuan volume. Empat atau lebih bongkah (gumpal) tanah biasanya diambil dari tiap horison untuk memperoleh nilai rata-rata
Bobot isi tanah (Bulk Density) adalah ukuran pengepakan atau kompresi partikel-partikel tanah (pasir, debu, dan liat). Bobot isi tanah bervariasi bergantung pada kerekatan partikel-partikel tanah itu. Bobot isi tanah dapat digunakan untuk menunjukkan nilai batas tanah dalam membatasi kemampuan akar untuk menembus (penetrasi) tanah, dan untuk pertumbuhan akar tersebut

2.3.2 Faktor Yang Mempengaruhi Bobot Isi Tanah
besarnya bobot volume (pB) tanah-tanah pertanian bervariasi dari sekitar 1,0 Mg m-3 sampai 1,6 Mg m-3 dan dipengaruhi oleh
1. tekstur tanah, dalam hal ini pB terutama ditentukan oleh kepadatan dan jenis partikel
2. kandungan bahan organik tanah
3. struktur tanah atau lebih khusus bagian pori tanah
Mengenai tinggi rendahnya bobot isi tanah tergantung dari ruang pori atau bahan organik yang tergantung di dalamnya. Dengan demikian, secara tidak langsung bobot isi ini dipengaruhi oleh struktur tanah dan tekstur tanah yang sangat berpengaruh terhadap kesarangan tanah yang terbentuk

2.3.3 Fungsi Penentuan Bobot Isi Tanah
Bulk density merupakan petunjuk kepadatan tanah. Makin padat suatu tanah, makin tinggi bulk density yang berarti makin sulit meneruskan air atau ditembus akar tanaman. Bulk Density penting untuk menghitung kebutuhan pupuk atau air untuk tiap-tiap –tiap hektar tanah yang didasrkan pada berat tanah per hektar
2.4 Penentuan Bobot Jenis
2.4.1 Pengertian Bobot Jenis
Bobot jenis partikel tanah adalah nisbah antara massa padatan dengan volume padatan tanah
Bobot jenis adalah perbandingan antara berat kering partikel padat tanah ( tidak termasuk ruang pori ) dengan volumenya ( dalam gr / cm³ ) ( Sunarmi, et. al, 2006 ).
Bobot jenis tanah atau ada yang menyebut berat jenis isi, adalah berat partikel tanah ( tidak termasuk ruang – ruang pori )
Particle density adalah berat kering per satuan volume partikel – partikel ( padat ) tanah ( jadi tidak termasuk volume pori – pori tanah )

2.4.2 Faktor yang Mempengaruhi Bobot Jenis
Bobot jenis partikel tanah mineral ± 2,65 gram/cm³. Bahan organik sangat mempengaruhi nilai bobot jenis tanah, lapisan tanah olah mempunyai bobot jenis lebih rendah dari lapisan bawah.
Besarnya bobot jenis partikel tanah ( pp ) tanah pertanian bervariasi di antara 2,2 sampai 2,8 Mg m-³, dipengaruhi terutama oleh kandungan bahan organik tanah dan kepadatan jenis partikel penyusun tanah. Kandungan bahan organik yang tinggi menyebabkan tanah mempunyai bobot jenis partikel ( pp ) rendah. Tanah andosol misalnya, bobot jenis partikelnya hanya 2,2 - 2,4 Mg m-³
Bobot jenis tanah ini, tergantung pada logam – logam berat seperti Mg, Fe, maka bobot jenis tanah adalah tinggi. Umumnya bobot jenis berkisar 2,0 – 2,8 gram/cm³. Secara konvensi bobot jenis tanah adalah 2,65 g/cm³ = 2,65 g cm-³

2.4.3 Fungsi penentuan Bobot Jenis
fungsi penentuan bobot jenis adalah untuk mengetahui kadar bahan organik di dalam tanah. Karena jika diketahui bobot jenisnya maka dapat diketahui bahan organik yang ada di dalam tanah.
Tanah mineral empunyai particle density = 2,65 g/cm³. dengan mengetahui besarnya bulk density dan particle density maka dapat dihitung banyaknya ( % ) pori – pori tanah
arti praktis dari pengukuran bobot isi dan bobot jenis tanah adalah : Disamping mengetahui berapa besar bobot isi atau bobot jenis tanah itu sendiri, makan dapat diketahui pula sifat – sifat lain dari tanah :
• sifat kepadatan dari tanah. Misalnya mengetahui bagian tanah yang kedap air, terbentuknya lapisan iluviasi ( lap B )
• akan dapat diduga sifat pemeabilitas tanah
• dapat digunakan untuk menduga sifat – sifat tanah lain : misalnya kandungan tinggi / rendahnya bahan organik dalam tanah, tingkat pelapukan dan perkembangan dari tanah

2.5 Kadar Lengas Tanah
2.5.1 Pengertian Kadar Lengas Tanah
Lengas tanah ialah air yang terdapat dalam tanah yang terikat oleh berbagai kakas, yaitu kakas ikat matrik, osmosis, dan kapiler. Kakas ikat matrik dibangkitkan oleh zarah tanah. Kakas ini meningkat sejalan dengan peningkatan kepekatan larutan air. Kakas ikat kapiler dibangkitkan oleh pori-pori tanah berkaitan dengan tegangan muka air. Makin sempit pori tanah, berarti makin cekung meniscus air, kakas kapiler makin tinggi. Jumlah ketiga kakas ikat tadi disebut “ potensial lengas tanah”, “tegangan lengas tanah”, “tekanan lengas tanah”, atau “isapan lengas tanah” dan menjadi ukuran kemampuan tanah menyimpan air melawan kakas gravitasi yang mnarik air keluar tubuh tanah
Kelengasan tanah menyatakan jumlah air yang tersimpan di antara pori-pori tanah. Kelengasan tanah sangat dinamis, hal ini disebabkan oleh penguapan melalui permukaan tanah, transpirasi, dan perkolasi. Pada saat kelengasan tanah dalam keadaan kondisi tinggi, infiltrasi air hujan lebih kecil daripada saat kelengasan tanah rendah. Kemampuan tanah menyimpan air tergantung dari porositas tanah

2.5.2 Faktor yang Mempengaruhi Kadar Lengas Tanah
Ada tiga titik pokok dalam dinamika lengas tanah, yaitu titik jenuh, kapasitas lapangan dan titik layu tetap. Pada titik jenuh semua pori tanah (makro dan mikro) terisi penuh air. Pada kapasitas lapangan tanah tinggal mengandung air yang tertambat dalam pori mikro, sedng air yang semula mengisi pori makro telah hilang terperlokasikan oleh kakas (force) gravitasi. Pada kapasitas lapangan pori tanah terbagi menjadi pori aerasi (makro) dan pori lengas (mikro). Pori aerasi juga dinamakan pori pengatusan. Pada titik layu tetap laju aliran air dalam tanah ke akar telah begitu menjadi lebih lambat, sehingga tidak mampu mengimbangi laju transpirasi normal, maka tananaman menjadi layu. Di lapangan tanaman dapat menampakkan gejala layu sekalipun masih berada di atas titik layu tetap. Hal ini disebabkan karena transpirasi melaju diatas normal karena cuaca yang terlalu kering
Disamping lengas berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan pakan hijauan ternak, juga mempengaruhi mobilitas unsur hara dalam.Unsur hara yang mobilitasnya sangat rendah maka peredarannya sangat ditentukan oleh lengas
Curah hujan, naiknya air tanah, tidak adanya input air, kondisi tanah mrupakan hal-hal yang dapt menentukan banyaknya air yang terserap dalam tanah serta tumbuhan. Bagian lengas tanah yang tumbuhan mampu menyerapnya dinamakan air ketersediaan

2.5.3 Fungsi Penentuan Kadar Lengas Tanah
Tegangan lengas tanah merujuk kepada usaha yang perlu diadakan pada setiap satuan massa air untuk membuatnya berada dalam keadaan bebas dan murni. Mkain besar usaha yang diprlukan, tegangan lengas makin tinggi. Ukuran tegangan lengas tanah yang paling umum digunakan ialah cm, bar, dan pF
Tegangan lengas tanah selanjutnya digunakan sebagai batas-batas kelas keadaan kelengasan tanah dalam klasifikasi fisik atau dalam klasifikasi biologi menurut nasabah tingkat tegangan lengas tanah dengan tanggapan tumbuhan msofita ( kebutuhan air madya di antara kebutuhan air tumbuhan xerofita (tumbuhan gurun atau daerah kering) dan kebutuhan air tumbuhan hidrofita(tumbuhan air atau daerah basah). Tanaman budidaya pada umumnya adalah mesofita

2.6 Penentuan Pori Tanah
2.6.1 Pengertian Ruang Pori Tanah
Pori tanah adalah ruang-ruang yang terletak antara padatan bahan tanah. Pori tanah diklasifikasikan berdasar pada ukuran ø setara ruang antar bahan padat tanah. Berklasifikasian pori tanah dapat dilaksanakan dengan menganggap pori tanah ini sebagai badan tunggal didalam tubuh tanah. Antar pori besar berukuran setara akan dihubungkan oleh sekumpulan pori-pori berukuran sangat kecil.
Rongga-rongga kecil pada tanah tersebut dinamakan pori-pori tanah. Jika rongga-rongga atau pori-pori tersebut saling berhubungan satu sama lain maka air tanah dapat bergerak di antara butir-butir batuan. Lapisan tanah seperti ini dikatakan memiliki sifat permeabel yang baik. Jadi lapisan permeabel adalah lapisan tanah yang didalamnya memungkinkan bagi air untuk bergerak secara leluasa, baik itu bergerak vertikal dari atas ke bawah pada saat meresap, atau bergerak secara horisontal.
2.6.1 Faktor Yang Mempengaruhi Pori Tanah
Faktor-faktor yang mempengaruhi pori tanah adalah :
a. Suhu atau temperatur tanah yang berpengaruh pada kelembapan dan pori-pori tanah
b. Ukuran pori-pori tanah berperan penting bagi jasad renik tanah, pergantian air tanah, pergantian udara dan penetrasi udara.
c. Struktur tanah

2.6.2 Fungsi Penentuan Pori Tanah
Tanah yang ditumbuhi oleh rerumputan dan tumbuh-tumbuhan memiliki lebih banyak rongga dan pori-pori terbuka dipermukaannya dibandingkan tanah yang sudah tertutup bangunan dan aspal jalan raya. Itulah sebabnya fungsi dari pori tanah adalah bila turun hujan, air hujan bisa meresap ke bawah tanah dengan mudah dan cepat.
Pori tanah dengan ø < 30 mikron berperan penting bagi jasad renik tanah dan tanaman, sedangkan pori dengan ø 30-100 mikron penting pada fenomena pergantian udara tanah dan cadangan untuk transpot dan pergantian air tanah. Dan pori dengan ø >100 mikron berperan besar dalam mempercepat laju penetrasi udara kebagian tubuh tanah sebelah dalam serta mempercepat penyerapan air.

2.7 Penentuan pH tanah
2.7.1 Pengertian pH tanah
pH tanah yaitu suatu ukuran aktivitas ion hidrogen dalam larutan air tanah dan dipakai sebagai ukuran bagi keasaman tanah. Harga pH adalah log dari harga kebalikan cons, ion hidrogen
Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas yang dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion hidrogen (H+) di dalam tanah
Keasaman atau kealkalinan tanah (pH tanah) adalah suatu parameter penunjuk keaktifan ion H+ dalam suatu larutan, yang berkesetimbangan dengan H tidak terdisosiasi dari senywa-senyawa dapat larut yang ada di dalam sistem.
Salah satu sifat kimia tanah adalah keasaman atau pH (Potential of hidrogen) adalah nilai pada skala 0-14 yang mengambarkan jumlah relatif ion H+ terdapat ion OH didalam larutan tanah
Keasaman atau pH (potential of hidrogen) adalah nilai (pada skala 0-14) yang menggambarkan jumlah relatif ion H+ terhadap ion OH- di dalam larutan tanah.

2.7.2 Macam-Macam pH Tanah
Larutan tanah disebut bereaksi asam jika nilai pH berada pada kisaran 0-6, artinya larutan tanah mengandung ion H+ lebih besar daripada ion OH sebaliknya jika jumlah ion H+ dalam lautan tanah lebih kecil daripada ion OH larutan tanah disebut bereaksi basa (alkali) atau miliki pH 8-14. Tanah bersifat asam karena berkurangnya kation kalsium, Magnesium, Kalium dan Natrium. Unsur-unsur tersebut terbawa oleh aliran air kelapisan tanah yang lebih bawah atau hilang diserap oleh tanaman
Pada tanah-tanah yang masam, jumlah ion H+ lebih tinggi dari pada OH-. Pada tanah-tanah yang masam jumlah ion H+ lebih tinggi dari pada OH-, sedng pada tanah alkalis kandungan OH- lebih banyak dari pada H+. Bila kandungan H+ sama dengan OH- maka tanah mempunyai pH=7.


2.7.3 Faktor yang Mempengaruhi Penentuan pH Tanah
pH tanah mempunyai pengaruh langsung ataupun tak langsung terhadap tanaman. Pengaruh langsung pada akar tanaman pada pH<4,0>10,0 kerusakan pada akar tanaman. Pengaruh tidak langsung : a. Tersedianya unsur hara, b. Kemungkinan timbulnya kerusakan tanaman pada pH rendah oleh unsur kimia seperti Al, Mn, di mana unsur inibanyak terdapat pada pH rendah
Penyebab keasaman tanah adalah ion H+ dan AL3+ yang berbeda dalam larutan tanah dan kompleks jerapan. Kedua kation ini mempengaruhi keasaman tanah dengan cara berbeda . Perbedaan ini berkaitan dengan sumber dan watak muatan yang menjerap kation-kation itu.
pH tanah sangat mempengaruhi perkembangan mikroorganisme didalam tanah. Pada pH 5,5-7 bakteri jamur pengurai organik dapat berkembang dengan baik

2.7.4 Fungsi Penentuan pH Tanah
Ada tiga alasan utama nilai pH tanah sangat penting untuk diketahui:
1. Menentukan mudah tidaknya ion-ion unsur hara diserap oleh tanaman, pada umumnya unsur hara mudah diserap oleh akar tanaman pada pH tanah netral 6-7, karena pad pH tersebut sebagain besar unsur hara mudah larut dalam air.
2. pH tanah juga menunjukan keberadaan unsur-unsur yang bersifat racun bagian tanaman. Pada tanah asam banyak ditemukan unsur alumunium yang selain bersifat racun juga mengikat phosphor, sehingga tidak dapat diserap oleh tanaman. Pada tanah asam unsur-unsur mikro menjadi mudah larut sehingga ditemukan unsur mikro seperti Fe,Zn,Mn dan cu dalam jumlah yang terlalu besar, akibatnya juga menjadi racun bagi tanaman.
3. pH tanah sangat mempengaruhi perkembangan mikroorganisme didalam tanah. Pada pH 5,5-7 bakteri jamur pengurai organik dapat berkembang dengan baik.
(Anonymous,2008)
Pentingnya pH tanah yaitu:
1. Menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara diserap tanaman.
2. Menunjukkan kemungkinan adanya unsur-unsur beracun.
3. Mempengaruhi perkembangan mikroorganisme.

2.8 Penentuan Tekstur Tanah
2.8.2 Macam-Macam Tekstur Tanah
macam-macam tekstur tanah antara lain
a. Tekstur halus atau lempungan apabila fraksi lempung merajai dibandingkan dengan fraksi debu dan pasir.
b. Tekstur berat yaitu apabila tanah yang dirajai fraksi lempung.
c. Tanah yang dirajai fraksi pasir disebut kasar, pasiran atau ringan.
d. Tekstur sedang apabila kadar ketiga fraksi tanah kira-kira berimbang.
e. Tekstur debuan apabila tanah dirajai fraksi debu.
f. Tekstur lempung debuan yaitu apabila fraksi lempung banyak dan fraksi debu cukup, akan tetapi fraksi pasir sedikit.
g. Tekstur pasir lempungan apabila fraksi pasir banyak dan fraksi lempung cukup, tetapi fraksi debu sedikit. 2.8 Penentuan Tekstur Tanah

2.8.1 Pengertian Tekstur Tanah
Tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya tanah. Berdasarkan atas perbandingan banyaknya butir-butir pasir, debu dan liat. Bagian tanah yang berukuran lebih dari 2 mm disebut bahan kasar (kerikil sampai batu). Bahan-bahan tanah yang lebih halus dapat dibedakan menjadi :
-Pasir: 2 mm - 50 m
- Debu: 50n - 2n
- Liat : kurang dari 2n

2.8.2 Macam-macam Tekstur Tanah
Berdasarkan kelas teksturnya maka tanah digolongkan menjadi:
a. Tanah bertekstur kasar atau tanah berpasir berarti tanah yang mengandung minimal 70% pasir atau bertekstur pasir atau pasir berlempung (3 macam).
b. Tanah bertekstur halus atau tanah berliat berarti tanah yang mengandung minimal 37,5% liat atau bertekstur liat, liat berdebu atau liat berpasir (3 macam).
c. Tanah bertekstur sedang atau tanah berlempung, terdiri dari:
• tanah bertekstur sedang tetapi agak kasar meliputi tanah yang bertekstur lempung berpasir (Sandy Loam) atau lempung berpasir halus (dua macam),
• tanah bertekstur sedang meliputi yang bertekstur lem¬pung berpasir sangat halus, lempung (Loam), lempung berdebu (Silty Loam) atau debu (silt) (4 macam), dan
• tanah bertekstur sedang tetapi agak halus mencakup lempung liat (Clay loam), lempung liat berpasir (Sandy¬clay Loam) atau lempung liat berdebu (Sandy-silt Loam) ( 3 macam).
2.8.3 Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Tanah .•...
struktur tanah itu. terbentuk karena penggabungan butir-butir primer tanah oleh pengikat koloid tanah menjadi agregat primer. Sekelompok tanah itu sendiri terdiri dari gumpalan- gumpalan kecil beraneka bentuk yang disebut agreget sekundr tanah.

2.8.4 Fungsi Penelitian Tekstur Tanah
Dengan melakkukan peneliyian tentang tekstur tanah kita dapat mengetahui macam-macam tanah berdasarkan teksturnya. Selain itu kita bisa menentukan jenis tanah yang baik untuk budidaya.

2.9 Konsistensi Tanah
2.9.1 Pengertian Konsistensi Tanah
Konsistensi tanah ialah istilah yang berkaitan sangat erat dengan kandungan air yang menunjukkan manifestasi gaya-gaya fisika yakni kohesi dan adhesi yang bekerja di dalam tanah pada kandungan air yang berbeda-beda
Apabila struktur merupakan hasil keragaman gaya-gaya fisik (kimiawi dan biologis) yang bekerja dari dalam tanah, maka konsistensi merupakan ketahanan tanah terhadap tekanan gaya-gaya dari luar, yang merupakan derajat manifestasi kekuatan dan corak gaya-gaya fisik (kohesi dan adhesi) yang bekerja pada tanah selaras dengan tingkat kejenuhan airnya

2.9.2 Macam-Macam Konsistensi Tanah
konsistensi ditetapkan dalam tiga kadar air tanah, yaitu:
1. konsistensi basah {kadar air sekitar kapasitas-lapang (field-cappacity)}untuk menilai (a) derajat kelekatan tanah terhadap benda-benda yang menempelinya yang dideskripsikan menjadi: tak lekat, agak lekat, lekat dan sangat lekat, serta (b) derajat kelenturan tanah terhadap perubahan bentuknya, yaitu nonplastis (kaku), agak plastis, plastis dan sangat plastis.
2. konsistensi lembab kadar air antara kapasitas lapangan dan kering udara), untuk menilai derajat kegemburan-keteguhan tanah, dipilih menjadi: lepas, sangat gembur, gembur, teguh, sangat teguh dan ekstrim teguh.
3. konsistensi kering (kadar air kondisi kering udara) untuk menilai derajat kekerasan tanah, yaitu lepas, lunak, agak keras, keras, sangat keras dan ekstrem keras.
istilah-istilah yang umum digunakan untuk menyifatkan konsistensi tanah pada kandungan air yang berbeda adalah:
a. konsistensi basah (lebih kurang kandungan air pada kapasitas lapang), kelekatan dengan ciri tanah dapat melekat atau menempel pada benda-benda yang mengenainya. Sickness (kelekatan) dibagi atas: tidak melekat, sedikit melekat, lekat dan sangat lekat.
b. Liat (plasticity): menunjukkan sifat yang mempunyai kemampuan dapat dengan mudah diubah-ubah bentuknya, dapat dibagi atas: non-plastic, slighly plastic,plastic and very plastic.
c. Konsistensi kembab (sedikit basah kira-kira kandungan airnya terletak antara tanah kering udara dan kapasitas lapang). Dicirikan dengan tanah yang gembur. Istilah-istilah yang digunakan: lepas, sangat gembur, gembur, teguh, sangat teguh dan ekstrem teguh.
d. Konsistensi kering (kondisi kering udara). Dicirikan dengan kerasnya tanah. Istilah-istilah yang digunakan adalah lepas, lunak, sedikit keras, keras, sangat keras dan ekstrem keras.



2.9.3 Faktor yang Mempengaruhi konsistensi Tanah
faktor-faktor yang mempengaruhi konsistensi tanah meliputi: (1) tekstur, (2) sifat dan jumlah koloid organik maupun anorganik, (3) struktur, dan terutama (4) kadar air tanah.
konsistensi tanah tergantung pada tekstur, sifat dan jumlah koloid-koloid anorganik dan organik, struktur dan terutama kandungan air tanah. Dengan berkurangnya kandungan air, umumnya tanah-tanah akan kehilangan sifat melekatnya ( stickness) dan plastisnya dan dapat menjadi gembur (friable) dan lunak (sofa) dan akhirnya jika kering mejadi keras dan koheren.

2.9.4 Fungsi Penentu Konsistensi Tanah
batas-batas kelekatan (plastic limit) itu dapat digunakan sebagai indeks untuk klasifikasi fisika tanah. Konsistensi Atterberg dapat juga digunakan sebagai indeks yang memusaka dan juga digunakan untuk mengetahui tingkat akumulasi liat yang homogen turun dengan cepat jika kandungan air menurun hingga saat lower plastic limit tercapai nilainya praktis sama dengan 0. juga melaporkan bahwa konsistante Atterberg dapat digunakan dengan memuaskan dalam hubungannya dengan pengolahan tanah dan juga desing alat-alat pertanian.
mengatakan bahwa hasil penetapan konsistensi tanah-tanah Swedia oleh Atterberg dapat digunakan sebagai indeks yang: (a) mengindikasikan tingkat akumulasi liar di dalam profil tanah, dan (b) mendasari teknik pengolahan tanah dan perancangan alat-alat mekanisme perairan.

2.10 Kemampuan Tanah Menahan Air
2.10.1 Pengertian Kemampuan Tanah Menahan Air
kekuatan menahan air dan permeabilitas tanah disebut juga pengikatan air oleh tanah dan daya meluluskan air. Daya penahan air adalah banyaknya air yang ditahan oleh tanah kering yang halus. Hal ini dinyatakan dengan gram air per 100 gram tanah halus dan kering.

2.10.2 Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Tanah Dalam Menahan Air
Diantara sifat – sifat tanah yang berpengaruh terhadap jumlah air yang tersedia adalah daya hisap (matrik dan osmotik), kedalaman tanah dan pelapisan tanah. Daya hisap matrik/ partikel tanah yang jelas mempengaruhi jumlah air yang tersedia. Faktor – faktor yang berpengaruh terhadap daya menehan air pada kapasitas lapang dan berikutnya juga terhadap koefisien layu, menentukan jumlah air yang tersedia. Faktor –faktor tersebut antara lain, tekstur, struktur dan bahan organik
faktor – faktor ketersediaan air tanah. Kadar dan ketersediaan air tanah sebenarnya pada setian koefisien ini umumnya bervariasi terutama tergantung pada :
(1) tekstur tanah
(2) kadar bahan organic tanah (BOT)
(3) senyawa kimiawi
(4) kedalaman solum
Disamping faktor tanah ini, factor iklim dan tanaman juga menentukan kadar dan ketersediaan kadar dan ketersediaan air tanah. Faktor iklim yang berpengaruh meliputi curah hujan, temperatur dan kecepatan angin prinsipnya terkait dengan suplai air dan evapotranspirasi. Faktor tanaman yang berpengaruh meliputi bentuk dan kedalaman perakaran, toleransi terhadap kekeringan, serta tingkat dan stadia pertumbuhan, yang pada prinsipnya terkait dengan kebutuhan air tanaman.

2.10.3 Pengertian Kapasitas Lapang
Kapasitas lapang ( field capacity ) adalah kondisi dimana tebal lapisan air dalam pori – pori tanah mulai menipis, sehingga yegangan antara air – udara meningkat hingga lebih besar dari gaya gravitasi ( pori – pori makro ) habis dan air tersedia ( pada pori – pori meso dan mikro ) bagi tanaman dalam keadaan optimum. Kondisi ini terjadi pada tegangan permukaan lapisan air sekitar 1/3 atm atau pF 2,54

2.10.4 Fungsi Mengetahui Kapasitas Tanah Menahan Air
koefisisen air tanah merupakan koefisien yang menunjukkan potensi ketersediaan air tanah untuk mensuplai kebutuhan tanaman.
Daya pengikatan air dan permeabilita adalah data – data yang sangat penting dalam soal irigasi (maksudnya air siraman bukan sawah), karena daya pengikatan air menetukan kecepatan waktu dimana air dibutuhkan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar