Kamis, 10 Desember 2009

morfologi dan fisiologi ikan nila dan tikus

2.1. Ikan Nila
Ikan nila adalah sejenis ikan konsumsi air tawar. Ikan ini diintroduksi dari Afrika pada tahun 1969 dna kini menjadi ikan peliharaan yang populer di kolam-kolam air tawar dan dibeberapa waduk di Indonesia. Nama ilmiah pada ikan Nila adalah Oreochromis Niliticus, dan di dalam Bahasa Inggris ikan ini dikenal dengan sebutan Nile Tilapia. Keramba jala apung untuk memelihara ikan Nila di Ranu Pakis, Klakah, Lumajang. Ikan pemeliharaan yang berukuran sedang, panjang total (moncong hingga ujung ekor) mencapai sekitar 30 cm. Sirip punggung (dorsal) dengan 16-17 (tajam) dan 11-15 jari-jari (duri lunak); dan sirip dubur (anal) dengan 3 duri dan 8-11 cm jari-jari
Ikan Nila termasuk kelompok ikan tilapial (Trewavas, 1982). Dalam penelitian ini digunakan ikan nila hitam varietas GIFT (Genetic Improvements for Farmers Tilapia) ikan nila ini banyak dibudidayakan di berbagai daerah, selain itu mempunyai kemampuan beradaptasi yang baik diberbagai jenis air, contohnya hidup di air tawar, air payau, dan air laut. Ikan ini juga tahan terhadap perubahan lingkungan, bersifat omnivora dan mampu mencerna makanan secara efisien. Pertumbuhannya cepat dan tahan terhadap serangan penyakit. Ikan ini memiliki kebiasaan yang unik setelah memijah

2.1.1. Klasifikasi Ikan Nila


Klasifikasi ikan Nila adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Sub Filum : Vertebrata
Kelas : Pisces
Sub Kelas : Teleosin
Ordo : Percormorphii
Sub Ordo : Percoidae
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis Niloticus
Common Name : Nile Tilapia
Local Name : Nila


2.1.2. Morfologi dan Anantomi
2.1.2.1. Morfologi
Morfologi ikan nila yaitu memiliki bentuk tubuh yang pipih ke arah bertikal (kompres) dengan profil empat persegi panjang ke arah antero posterior. Posisi mulut terletak di ujung hidung (terminal) dan dapat disembuhkan. Pada sirip ekor tampak jelas garis-garis vertikal dan pada sirip punggungnya garis tersebut kelihatan condong letaknya. Ciri khas ikan nila adalah garis-garis vertikal berwarna hitam pada sirip ekor, punggung dan dubur. Pada bagian sirip caudal (ekor) dengan bentuk membuat terdapat warna kemerahan dan bisa digunakan sebagai indikasi kematangan gonad. Pada rahang terdapat bercak kehitaman. Sisik ikan nila adalah tipe ctenoid. Ikan nila juga ditandai dengan jari-jari dorsal yang keras, begitu pun bagian analnya. Dengan posisi sirip anal di belakang sirip dada (abdorminal)
Ikan nila memiliki tulang kartilago kranium sempurna, organ pembau dan kapsul otik tergabung menjadi satu. Eksoskleton Ostracodermi mempunyai kesamaan dengan dentin pada kulit. Elasmobrachii yang merupakan mantel keras seperti email pada gigi vertebrata. Di bawah lapisan tersebut terdapat beberapa lapisan tulang sponge dan di bawahnya lagi terdapat tulang padat. Tulang palato-quadrat dan kartilago Meckel adalah tulang rawan yang akan membentuk rahang atas dan rahang bawah
2.1.2.2. Anatomi
Organ-organ internal ikan adalah jantung, alat-alat pencerna, gonad, kandung kemih, dan ginjal. Alat pencernanya terdiri atas aesopaghus, perut besar, usus halus, pankreas, dan hati. Organ-organ tersebut biasanya diselubungi oleh jaringan pengikat yang halus dan lunak yang disebut peritoneum. Peritoneum merupakan selaput (membran) yang tipis berwarna hitam yang biasanya dibuang jika ikan sedang disiangi
Bentuk badan ikan nila adalah pipih kesamping memanjang. Mempunyai garis vertikal 9-11 buah, garis-garis pada sirip ekor berwarna hitam sejumlah 6-12 buah. Pada sirip punggung terdapat garis-garis miring. Linea literalisnya terputus jadi dua bagian dan dilanjutnya dengan garis yang terletak di bawah. Letak linea literalis memanjang di atas sirip dada. Jumlah sisik pada garis rusuk 39 buah. Tipe sisik ctenoid. Bentuk sirip ekor perpinggiran tegak

2.1.3. Sistem Pencernaan
Kanal alimentari memanjang dari rongga mulut sampai tenggorokan melalui oesophagus, perut besar, usus halus, dan berakhir pada anus. Dinding oesophagus perut besar dan usus halus dibentuk oleh benang-benang otot yang halus yang merupakan jaringan pengikat yang lentur. Bagian dalam perut besar dan usus halus terdapat halus terdapat selaput sepalut yang mengandung kelenjar-kelenjar keal yang mengeluarkan cairan pencerna. Kelenjar-kelenjar pada perut besar mengeluarkan cairan yang bersifat asam, yang banyak mengandung pepsin dan asam klorida. Sementara kelenjar yang terdapat pada usus halus mengeluarkan cairan yang bersifat alkalis yang benyak mengandung enterokinase yaitu sejenis enzim. Pada bagian luar usus halus tersimpan enzim-enzim yang berasal dari hati yang yaitu tripsin dan yang berasal dari pankreas yaitu lipase, dan di samping itu juga tersimpan enzim amilase. Pada beberapa ikan tidak dijumpai adanya perut besar, sehingga fungsinya digantikan usus halusnya, misal pada ikan karper
Sistem pencernaan pada vertebrata termasuk ikan teridiri atas dua bagian besar yaitu saluran pencernaan dan kelenjar pencarnaan. Saluran pencernaan dimulai dari rongga mulut, faring, esofagus hanya pendek, lambung, usus, dan anus. Kelenjar pencernaan umumnya berupa kelenjar mukosa, hati, dan pankreas. Oleh sebab itu ikan hidup di air maka tidak memerlukan banyak kelenjar mulut untuk membasahi makanannya, namun masih ada beberapa kelenjar mukosa. Esofagus ikan biasanya sangat pendek
2.1.4. Sistem Ekskresi
Tubuh ikan air tawar lebih hipertonis dari lingkungannya sehingga air banyak yang masuk lewat permukaan tubuhnya, akibatnya ikan ini sedikit minum air. Dan urin yang dihasilkan banyak dan encer. Untuk mendapatkan air dan garam dari makanan, air masuk secara osmosis lewat permukaan tubuhnya
Konsentrasi larutan dalam tubuh lebih besar dengan yang ada di lingkungan supaya mencegah masuknya air dan kehilangan garam agar tidak minum, kulit diliputi mucus, osmosis melalui insang, produksi urin encer, pompa garam melalui sel-sel khusus pada insang

2.1.5. Sistem Reproduksi
Pada ikan betina mempunyai indung telur sedangkan ikan jantan mempunyai testis. Baik indung telur maupun testis ikan semuanya terletak pada rongga perut di sebelah kandung kemih dam kanal alimentari. Keadaan gonad ikan sangat menentukan kedewasaan ikan. Kedewasaan ikan meningkat dengan makin meningkatnya fungsi gonad
Ikan Nila umumnya mempunyai sepasang gonad, terletak pada bagian posterior rongga perut di sebelah bawah ginjal. Pada saat ikan nila bertelur dan sperma dikeluarkan oleh ikan jantan, pada saat itu pula terjadilah fertilasi di luar tubuh induknya (eksternal) yaitu di dalam air tempat dimana ikan itu berada, kemudian mengerami telur di dalam mulutnya antara 4-5 hari dan telur tersebut menetas 3-4 hari. Telur ikan yang dibuahi dan menetas dinamakan larva. Larva tersebut mempunyai kuning telur yang masih menempel pada tubuhnya digunakan sebagai cadangan makanan untuk awal kehidupannya
2.1.6. Jenis, Bagian dan Fungsi Sisik
Sisik ikan terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan luar tipis merupakan epidermis dibentuk oleh sel-sel epithelial. Pada epidermis diketemukan kelenjar-kelenjar yang dapat mengeluarkan lendir. Lapisan di bawahnya adalah dermis, kutin, dan klorium. Sisik ikan terbentuk dari lempeng-lempeng tulang rawan yang lentur dan saling tumpang tindih. Ada empat jenis tipe sisik, yaitu plakoid, ganoid, sikloid, dan stenoid. Sisik ganoid berbentuk rhombis, pada permukaannya terdapat lapisan dentin yang disebut ganoin.
Ada beberapa lapisan denti yang dikenal, yaitu:
1. Sisik kosmoid merupakan sisik ikan ada bangsa Crossopterygi yang telah punah
2. Sisik ganoid
3. Sisik Planoid
4. Sisik Leptoid
Bentuk badan ikan nila adalah pipih kesamping memanjang. Mempunyai garis vertikal 5-11 buah, garis-garis pada sirip ekor berwarna hitam sejumlah 6-12 buah. Pada sirip punggung terdapat garis-garis miring. Linea literalisnya terputus jadi dua bagian dan dilanjutnya dengan garis yang terletak dibawahnya. Letak linea literalis memanjang di atas sirip dada. Jumlah sisik pada garis rusuk 5 buah. Tipe sisik adalah etenoid. Bentuk ekor berpinggiran tegak
2.2. Tikus
2.2.1. Klasifiksi Tikus


Klasifikasi ilmiah tikus adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Malalia
Ordo : Rodentia
Sub Famili : Muroidea
Famili : Muridae Linnaeus
Common Name : Mus Musculus

2.2.2. Morfologi dan Anatomi
Morfologi pada tikus adalah kepala, badan, dan ekor terlihat jels. Tubuhnya tertutup rambut, tetapi ekornya bersisik dan kadang-kadang berambut. Binatang ini mempunyai sepasang daun telinga, mata, bibir kecil, dan lentur. Di sekitar hidung terdapat misae. Badan tikus berukuran kecil (600mm), sehingga binatang ini sering disebut sebagai mamalia kecil. Berdasarkan ukuran badannya, dikenal tikus besar atau sedang, dan kecil

2.2.3. Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan pada vertebrata termasuk ikan terdiri atas dua bagian besar yaitu saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan dimulai dari rongga mulut, faring, esofagus hanya pendek, lambung, usus, dan anus. Kelenjar pencernaan umumnya berupa kelenjar mukosa, hati, dan pankreas. Gigi sudah berkembang baik yang membuatnya ditakuti organisme lain. Bentuk gigi ikan pari dan chimaera, seperti lempengan berbentuk kerucut yang berguna untuk menghancurkan mollusca dan organisme bercangkang yang hidup di dasar laut. Lempengan analog juga ditemukan pada dipnoi. Letak gigi pada ikan yang lebih maju agak ke arah palatum dan ke arah faring
Bila ditinjau secara umum sistem pencernaan pada hewan-hewan vertebrata dibangun oleh pembuluh-pembuluh yang sifatnya sangat muskuler, yang dimulai dari bagian mulut sampai ke anus. Adapun organ-organnya adalah rongga mulut, faring, esofagus, lambung, usus halus yang terdiri dari duodenum, jejunum, dan illeum, usus kasar yang terdiri dari kolon dan rektum, serta usus buntu yang pertumbuhannya rudimen pada sebagian hewan tetapi pada hewan-hewan tertentu seperti pada bangsa aves, pada bagian kerongkongnya terjadi pelebaran menjadi tembolok atau disebut ingler usus yang berfungsi untuk menyimpan makanan sementara
2.2.4. Sistem Ekskresi
Sistem ekskresi pada vertebrata lainnya melibatkan organ paru-paru, kulit, ginjal, dan hati.
1. Ginjal
Fungsi utama ginjal adalah mengekskresikan zat-zat sisa metabolisme yang mengandung nitrogen, misalnya amonia.
2. Paru-paru (pulmo)
fungsi utama paru-paru adalah sebagai alat pernapasan. Akan tetapi, karena mengekskresikan zat-zat sisa metabolisme. Karbondioksida dan air hasil metabolisme di jaringan diangkat oleh darah lewat vena untuk dibawab ke jantung, dan dari jantung akan dipompakan ke paru-paru untuk berdisfusi di alveolus.
3. Hati (hepar)
Hati disebut juga sebagai alat ekskresi disamping sebagai kelenjar dalam sistem pencernaan.
4. Kulit (cutis)
Kulit berfungsi sebagai organ ekskresi karena mengandung kelenjar keringan yang mengeluarkan 5% sampai 10% dari seluruh sisa metabolisme.

2.2.5. Sistem Reproduksi
Sistem reproduksi jantan adalah sebagai berikut:
 Bagian luar
1) Penis, gland penis, dan saluran genital
2) Skrotum yang didalamnya terdapat testis.
 Bagian dalam
1) Testis : didalamya terdapat saluran halus tubulus semuniferus tempat spermatogenesis berlangsung
2) Saluran reproduksi:
­ Epididimis
­ Vase diferensia bermuara di dalam uretra
­ Uretra
­ Kelenjar Assesorius
Sistem reproduksi betina adalah sebagai berikut:
 Bagian luar
1) Lubang vagina
2) Klitoris merupakan muara saluran kemih
3) Bibir
 Bagian dalam
1) Duarium
2) Saluran reproduksi
­ Oviduk: berliku-liku terdapat dekat ovari
­ Uterus : berbentuk sepasang tabung lurus bertemu pada salah satu ujungnya.
3) Kelenjar Assesorius
­ Kelenjar bertholin: terletak ke arah dalam vagina
­ Kelenjar klitoris

Tidak ada komentar:

Posting Komentar